Hidrosferberasal dari dua kata yaitu hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Sehingga, kata hidrosfer dapat juga dipahami sebagai lapisan air yang menyelimuti bumi. Hidrosfer di bumi meliputi seluruh air di bumi yang terdapat pada sungai, danau, lautan, samudera, air tanah, salju atau gletser, waduk, dan uap air.
Apahubungan antara gelombang P dan gelombang S? Gelombang tubuh di dalam bumi. Pada gelombang P atau kompresional, getaran batuan searah dengan arah rambat. Gelombang P bergerak paling cepat dan merupakan yang pertama tiba dari gempa. Pada gelombang S atau geser, batuan berosilasi tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
Lokasiyang ideal adalah yang memiliki gelombang konsisten besar dan selanjutnya dilengkapi dengan peralatan yang tahan terhadap cuaca yang buruk.Jika dibandingkaan dengan teknologi hijau lainnya seperti matahari dan angin, energi gelombang laut ini memberikan ketersediaan hingga mencapai 90% dengan kawasan tidak terbatas.
Gelombangpanas tengah melanda dua kutub bumi secara hampir bersamaan. Kejadian ini membuat temperatur kawasan Antarktika di belahan bumi selatan dan Arktik di utara masing-masing mencapai 47°C
3. Getaran Gelombang Panjang, Gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah gelombang yang merambat dari episentrum menyebar ke segala arah di permukaan. Gelombang Panjang merupakan gelombang perusak. Gelombang Panjang merambant dengan kecepatan antara 3,5 - 3,9 km per detik dan periode gelombang relatif lama. Jenis Intensitas Gempa Bumi,
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. loading...Gelombang suara yang dihasilkan oleh gemuruh gempa bawah laut memberikan cara baru untuk mempelajari bagaimana perubahan iklim menghangatkan lautan. Foto/Ist JAKARTA - Gelombang suara yang bergerak ribuan kilometer melalui lautan diketahui dapat membantu para ilmuwan memantau perubahan iklim . Ini adalah kabar baik. Baca juga Pandemi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Ancaman Terhadap Kesehatan Manusia Saat emisi gas rumah kaca menghangatkan Bumi, ternyata lautan menyerap panas tersebut dalam jumlah besar. Untuk memantau perubahan tersebut, armada global yang terdiri dari sekitar perangkat yang disebut pelampung Argo sedang mengumpulkan data suhu dari meter bagian atas lautan. Tetapi pengumpulan data itu hanya sedikit di beberapa wilayah, termasuk wilayah laut yang lebih dalam dan wilayah di bawah es itu, Wenbo Wu, seismolog di Caltech, dan rekannya memunculkan kembali ide yang sudah berusia puluhan tahun. Yakni, menggunakan kecepatan suara di air laut untuk memperkirakan suhu laut. Dalam studi baru, laman Science menyebutkan, tim Wu mengembangkan dan menguji cara menggunakan gelombang suara yang dihasilkan gempa yang melintasi Samudera Hindia Timur untuk memperkirakan perubahan suhu di perairan tersebut dari tahun 2005-2016. Membandingkan data tersebut dengan informasi serupa dari Argo dan model komputer menunjukkan hasil baru yang cocok. Temuan itu menunjukkan bahwa teknik tersebut, yang dijuluki termometri laut seismik, menjanjikan untuk melacak dampak perubahan iklim pada wilayah laut yang kurang dipelajari dengan suara dibawa melalui air oleh getaran molekul air, dan pada suhu yang lebih tinggi, molekul tersebut bergetar dengan lebih mudah. Akibatnya, gelombang bergerak sedikit lebih cepat saat air lebih hangat. Namun perubahan itu sangat kecil sehingga agar dapat diukur para peneliti perlu melacak gelombang dalam jarak yang sangat gelombang suara dapat menempuh jarak yang sangat jauh melalui lautan, berkat fenomena aneh yang dikenal sebagai SOFAR Channel, singkatan dari Sound Fixing and Ranging. "Dibentuk oleh lapisan salinitas dan suhu yang berbeda di dalam air, saluran SOFAR adalah lapisan horizontal yang bertindak sebagai pemandu gelombang, memandu gelombang suara dengan cara yang sama seperti serat optik memandu gelombang cahaya," kata Wu. Gelombang memantul bolak-balik terhadap batas atas dan bawah saluran, tetapi dapat terus berlanjut, hampir tidak berubah, selama puluhan ribu kilometer. Baca juga Banyak yang Ingin Juventus Mati, Tapi Kami Tetap Hidup Pada 1979, ahli kelautan fisik Walter Munk, yang saat itu berada di Scripps Institution of Oceanography di La Jolla, California, dan Carl Wunsch -sekarang profesor emeritus di MIT dan Universitas Harvard- datang dengan rencana untuk menggunakan sifat-sifat laut ini untuk mengukur air suhu dari permukaan ke dasar laut. Teknik itu mereka sebut "tomografi akustik samudra". Mereka akan mengirimkan sinyal suara melalui SOFAR Channel dan mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang untuk sampai ke penerima yang terletak kilometer jauhnya. Dengan cara ini, para peneliti berharap dapat menyusun database global suhu lautan.
- Gempa hari ini mengguncang Pusat Gempa Berada Di Laut 47km Baratlaut Sinabang dan sekitarnya pada 172159 WIB, Senin, 19 Oktober 2020. BMKG mengumumkan gempa bumi tersebut berkekuatan Magnitudo Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG mencatat pusat gempa Pusat Gempa Berada Di Laut 47km Baratlaut Sinabang hari ini berada pada titik koordinat LU BMKG pusat gempa berada di Laut 47km baratlaut Sinabang. Adapun kedalaman pusat gempa hiposentrum tersebut adalah 7 Km. BMKG juga mengingatkan agar masyarakat di Pusat Gempa Berada Di Laut 47km Baratlaut Sinabang mewaspadai potensi gempa data yang dirilis BMKG, guncangan akibat gempa Pusat Gempa Berada Di Laut 47km Baratlaut Sinabang hari ini dirasakan pada sejumlah tempat berikutPusat gempa berada di Laut 47km baratlaut Sinabang Sebagai informasi, Skala MMI Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada 1902. Skala MMI lalu dimodifikasi oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann pada MMI terbagi menjadi 12 kategori dampak guncangan gempa bumi. Petunjuk soal dampak gempa yang dimaksudkan pada setiap kategori skala MMI adalah sebagai berikutSkala I MMI Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orangSkala II MMI Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung III MMI Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk IV MMI Getaran dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding V MMI Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat VI MMI Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik bisa rusak, kerusakan VII MMI Setiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur. Cerobong asap pecah. Getaran dirasakan oleh orang yang naik VIII MMI Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen bisa roboh. Air menjadi IX MMI Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah X MMI Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah pun terbelah, rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang XI MMI Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung XII MMI Hancur sama sekali, Gelombang tampak di permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke diketahui, sebagian besar wilayah Indonesia termasuk daerah rawan gempa. Merujuk pada data BMKG, selama 1976‐2006 saja, telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 6, penyebab gempa bumi? Dari segi penyebab, gempa bumi bisa dibedakan dalam 2 jenis. Pertama, gempa tektonik yang terjadi karena pergerakan atau pergeseran lapisan batuan di kulit bumi, secara tiba‐tiba. Fenomena itu terjadi akibat pergerakan lempeng‐lempeng tektonik. Selain itu, gempa bisa terjadi karena aktivitas gunung api. Jenis kedua ini disebut gempa bumi lapisan batuan di dalam bumi secara tiba‐tiba dapat menghasilkan energi yang dipancarkan ke segala arah berupa gelombang seismik. Saat gelombang itu mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak segala sesuatu, seperti bangunan, hingga dapat menimbulkan korban jiwa. Sementara pada hari ini, selain di Pusat Gempa Berada Di Laut 47km Baratlaut Sinabang , gempa pun terjadi di kawasan Indonesia lainnya, yakni Waktu GempaKoordinatMagnitudo - KedalamanDirasakan Skala MMI119-Oct-20 054850 LS SR - 10 KmPusat gempa berada di laut38 km BaratDaya PULAUPAGAISELATAN - II Muko-muko219-Oct-20 080636 LU SR - 35 KmPusat gempa berada di laut 72 km barat laut Jailolo - II Ternate319-Oct-20 105516 LS BT3 SR - 17 KmPusat gempa berada di Darat 16km Utara Dieng - II Dieng419-Oct-20 143130 LS SR - 14 KmPusat gempa berada di Laut 33km BaratDaya Pulau Pagai Selatan - II-III Padang - II-III MukoMuko - II-III Painan519-Oct-20 144722 LS SR - 12 KmPusat gempa berada di laut 32 km Tenggara Pulau Pagai Selatan - II-III Padang - II-III Painan - II-III Mentawai - II-III Mukomuko - I-II Kota Bengkulu - I-II Kepahiang - I-II Bengkulu Utara619-Oct-20 163849 LU SR - 11 KmPusat gempa berada dilaut 48km BaratLaut Sinabang - III Tapaktuan - II Aceh - Sosial Budaya Reporter Yantina DeboraPenulis Yantina DeboraEditor Agung DH
Home Fenomena Alam Minggu, 17 Oktober 2021 - 1936 WIBloading... Semburan energi gelombang radio tampaknya berasal dari magnetar atau bintang dengan medan magnet yang sangat kuat. FOTO/ IST A A A CALIFORNIA - Sinyal tak jelas akibat ledakan gelombang radio dan intens terdeteksi dari pusat Galaksi Bima Sakti. Hal ini rupanya membuat para astronom ketar-ketir, pasalnya gelombang magnet tersebut melebihi energi dilansir dari Unilad, Minggu 17/11/2021, astronom menyebutnya sebagai semburan radio cepat FRB dan berlangsung hanya sepersekian detik serta 100 juta kali lebih kuat dari matahari. Namun, ledakan ini tidak diketahui dari mana asalnya. Baca Juga Hal tersebut menjadi ledakan gelombang radio tercepat di Galaksi Bima Saksi untuk pertama kalinya. Para peneliti kesulitan melacaknya karena ledakan tersebut sangat pendek dan berasal dari energi gelombang radio tampaknya berasal dari magnetar atau bintang dengan medan magnet yang sangat kuat. Peneliti menilai ledakan itu terlihat sama seperti FRB lain yang lebih jauh di luar Galaksi Bima Sakti. "Ada misteri besar tentang apa yang menghasilkan energi luar biasa ini," kata pemimpin tim analisis tentang FRB, Kiyoshi Masui, sebagaimana dikutip dari ini sudah dideteksi sejak 12 Oktober 2021. Kemudian banyak ilmuwan mengaitkannya dengan magnetar yang diduga sebagai penyebab terjadinya ledakan besar itu. Para peneliti mengujinya dengan menempatkan asal semburan di bagian sekecil mungkin di ini pertama kalinya dilakukan untuk membuktikan adanya keterkaitan antara FRB dengan magnetar. Setidaknya dapat menjadi petunjuk tentang asal mula FRB selama ini."Kami menghitung bahwa ledakan kuat yang datang dari galaksi lain tidak akan dapat dibedakan dari beberapa semburan radio cepat, jadi ini benar-benar memberi bobot pada teori yang menyatakan bahwa magnetar bisa menjadi penyebab FRB," kata rekan penulis penelitian, Pragya benar FRB berasal dari magnetar, masih banyak misteri yang tersisa. Para astronom perlu mencari tahu bagaimana mekanisme yang memungkinkan magnetar memberi energi begitu besar pada FRB. wbs sains sains dan alquran ruang angkasa asteroid gelombang panas Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 jam yang lalu 9 jam yang lalu 10 jam yang lalu 10 jam yang lalu 12 jam yang lalu 13 jam yang lalu
Gelombang panas tengah melanda dua kutub bumi secara hampir bersamaan. Kejadian ini membuat temperatur kawasan Antarktika di belahan bumi selatan dan Arktik di utara masing-masing mencapai 47°C dan 30°C lebih tinggi dibandingkan keadaan normal. Fenomena ini amat ganjil. Apalagi, kawasan Antarktika tengah memasuki musim dingin yang gelap lantaran bumi memasuki fase equinox – ketika matahari berada di atas garis khatulistiwa. Kawasan Arktik pun baru beranjak sebentar dari musim dinginnya. Apakah kejadian di kedua kutub tersebut saling berhubungan? Kita belum tahu, kemungkinan besar kebetulan semata. Yang pasti, sistem cuaca di Antarktika dan Arktik berhubungan erat dengan kawasan terdekatnya, bahkan terkadang sampai daerah tropis. Lalu, apakah perubahan iklim menjadi biang keladinya? Bisa jadi. Meski masih terlalu dini untuk dipastikan, kita tahu bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan intensitas gelombang panas sampai ke kawasan kutub. Laju pemanasan di kawasan tersebut juga lebih cepat dibandingkan rata-rata global. Karena itu, mari kita uraikan apa saja penyebab anomali ekstrem di masing-masing kutub, serta bagaimana dampaknya pada kehidupan satwa di dalamnya seperti penguin ataupun beruang kutub. Pada waktu seperti ini, anak penguin Adélie sedang meninggalkan sarang untuk berburu di laut sendirian. Shutterstock Apa yang terjadi di Antarktika? Gelombang panas di Antarktika dipicu oleh aliran udara bertekanan tinggi dan bergerak lambat di belahan tenggara Australia. Aliran tersebut membawa begitu banyak udara hangat nan lembab ke dalam Antarktika. Hal ini ditambah lagi dengan adanya aliran udara bertekanan rendah dengan intensitas tinggi di sebelah timur kawasan tersebut. Aliran ini membuat pemanasan kian parah karena tebalnya tutupan awan di dataran es Antarktika sehingga panas terperangkap di permukaan. Awan badai baru-baru ini di Antarktika Timur. Barry Becker, Author provided Padahal, musim gugur masih tersisa di Antarktika. Artinya, temperatur di dalam kawasan tersebut saat ini semestinya tidak bisa melelehkan gletser ataupun tutupan es. Walau begitu, bukan berarti suhu setempat tidak bisa naik secara mendadak. Misalnya, kawasan Vostok yang berada di tengah-tengah dataran es mencatatkan temperatur tertinggi sebesar Angka tersebut 15°C lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya sekitar Stasiun penelitian cuaca Italia-Perancis, Concordia, yang berada di dataran tinggi Antarktika, juga tengah mengalami temperatur yang lebih tinggi 40°C dari kondisi rata-rata pada bulan Maret. Anomali suhu udara di Antartika pada ketinggian 2m di atas permukaan tanah, 18 Maret 2022. Di pesisir Antarktika, hujan juga turun. Padahal, kejadian tersebut bukanlah fenomena reguler di Kutub Selatan. Hujan ini utamanya disebabkan oleh aliran atmosferik yang sangat sempit dan membawa uap air dari lautan yang hangat. Aliran yang kerap ditemukan di tepian sistem udara bertekanan rendah ini dapat membawa begitu banyak air hingga radius yang sangat luas. Skala penyebarannya bisa mencapai sebesar benua. Meski jarang terjadi, aliran atmosferik ini – yang juga meluapkan salju lebat – dapat mempertebal lapisan es di Antarktika. Sayangnya, ketika temperatur permukaan Antarktika naik sedikit dari titik 0°C, aliran ini tidak akan menurunkan salju, melainkan air. Pada 14 Maret silam, stasiun penelitian Australian Casey Station mencatat temperatur maksimum sebesar -1,9°C. Temperatur terus menanjak hingga ke sebesar 5,6°C pada dua hari berikutnya. Ini adalah gelombang panas edisi kedua di Casey Station dalam dua tahun terakhir. Pada Februari 2020, Casey mencatat temperatur 9,2°C, diikuti oleh level tertinggi yang mengagetkan, sebesar 18,3°C di Semenanjung Antarktika. Read more Anatomy of a heatwave how Antarctica recorded a day last month Bagaimana dampaknya pada kehidupan di Antarktika? Penguin Adelie, pengnghuni kawasan pesisir Antarktika baru saja menyelesaikan siklus perkembangbiakannya. Untungnya, anak-anak penguin jenis ini sudah turun ke laut untuk mulai berburu makanan sendiri, sehingga mereka tak terimbas gelombang panas. Hujan mungkin bakal berdampak pada kehidupan tanaman setempat, seperti lumut. Pasalnya, lumut Kutub Selatan ini tengah berada dalam fase pengeringan untuk persiapan musim dingin. Kami juga belum mengetahui apakah dampak ini cukup merusak lumut, setidaknya sampai kami mengunjunginya pada musim panas tahun ini. Salju di hamparan lumut di luar stasiun penelitian Casey, 21 Maret 2022. Chris Gallagher Bagaimana dengan Arktik? Kawasan Arktik juga mengalami pola cuaca serupa. Aliran udara bertekanan rendah dengan intensitas tinggi terbentuk di sebelah utara kawasan pesisir timur Amerika Serikat AS. Aliran atmosferik juga terbentuk dan bersinggungan dengan aliran udara bertekanan tinggi yang ada di dekatnya. Fenomena di atas menjadi saluran sempit udara hangat yang mengalir menuju kawasan Arktik. Kawasan Svalbald di sebelah utara Norwegia, mencatat rekor suhu tertinggi sebesar 3,9°C. Peneliti AS menyebut aliran udara bertekanan rendah sebagai bom siklon. Pasalnya, aliran ini sangat cepat membentuk ledakan-ledakan badai, hingga akhirnya disebut sebagai “bombogenesis”. Anomali suhu udara Arktik pada 2 meter di atas permukaan tanah pada 17 Maret 2022. Kondisi es laut lapisan es yang menutupi laut pada musim dingin tahun ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sementara di darat, intensitas hujan tahun ini di seluruh kawasan Greenland sudah memecahkan rekor. Jika kondisi hangat menyebabkan es laut meleleh lebih dini, maka dampak buruknya bisa berimbas ke hewan setempat. Misalnya, bagi beruang kutub, es laut adalah lokasi yang penting untuk berburu anjing laut ataupun melakukan perjalanan jarak jauh. Lapisan es Kutub Utara yang meleleh lebih dini berdampak serius bagi beruang kutub. Shutterstock Jangan lupa bahwa kawasan Arktik juga dihuni manusia, termasuk masyarakat asli setempat. Kehilangan es laut akan mengganggu kegiatan perburuan maupun aktivitas tradisional mereka. Bom siklon juga menyebabkan cuaca lebih ganas di belahan bumi utara yang lebih banyak dihuni mahluk hidup. Misalnya, di sebelah utara Norwegia, bunga-bunga bersemi tiga pekan lebih awal karena anomali cuaca menghangatkan temperatur setempat. Pertanda untuk masa depan Pemodelan menunjukkan, dalam skala luas, fenomena cuaca dan iklim akan menjadi lebih bervariasi. Artinya, gelombang panas ini bisa jadi salah satu tanda yang bisa terjadi lagi di masa depan akibat perubahan iklim. Kawasan Arktik mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan belahan dunia lainnya. Pasalnya, es laut yang mencair menimbulkan lautan yang lebih luas di sekitarnya. Lalu, lantaran warnanya yang lebih gelap, lautan menyerap lebih banyak panas ketimbang memantulkannya. Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim IPCC menaksir es laut Arktik terus meleleh. Bahkan, kawasan ini bisa mengalami kondisi musim panas bebas es laut pada dekade 2050-an. Masa depan Antarktika pun nyaris seperti pinang dibelah dua. IPCC melaporkan pemanasan global sekitar 2 - 3°C pada abad ini akan menghilangkan mayoritas tutupan es di Antarktika Barat. Upaya penurunan emisi global ke titik nol yang dilakukan dengan cepat mudah-mudahan akan membantu kita lolos dari dampak terburuk perubahan iklim.
Lirik Lagu Rohani "Gelombang Kesembuhan". Lagu ini dinyanyikan serta diciptakan oleh Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo. Lagu tersebut diambil dari Album HadiratMu Membawa Kesembuhan, Vol. 6 dan diiringi irama musik yang cepat dan bersemangat. Lagu ini hingga kini masih dinyanyikan bahkan dapat dilihat serta ditonton di membawakan lagu "Gelombang Kesembuhan" bisa menggunakan tempo Allegro Cepat yaitu 135 ketuk permenitnya. Tempo Allegro ini juga bisa dimainkan diantara MM Metronome Maelzel = 120 - 168 BPM Beats per Minute / ketuk permenit. Tempo tersebut dapat diukur dengan aplikasi metronome yang didownload pada smartphone atau diukur dengan alat musik Lagu Rohani "Gelombang Kesembuhan"LIHATLAH DIA DATANGMELAWAT SELURUH BUMIBAGAIKAN GELOMBANGMEMBAWA KESEMBUHANYANG LEMAH DIKUATKANYANG MISKIN DIPERKAYAMUJIZAT-NYA DINYATAKAN S'KARANGYANG LUMPUH 'KAN BERJALANYANG BUTA 'KAN MELIHATPERBUATAN-NYA AJAIB ATAS KITA, HEYSORAKLAH, "HALELUYA"PUJILAH NAMA-NYASORAKLAH, "HALELUYA"TUHAN YESUS AJAIBMenyanyikan lagu "Gelombang Kesembuhan" ini bisa dilihat di YouTube dengan mengetik judul lagu serta penyanyinya. Atau dinyanyikan dari awal verse yang diulang 2 kali hingga chorus pada lirik "soraklah Haleluya" diulang 2 kali lalu interlude. Setelah itu ke verse lagi diulang 2 kali hingga chorus diulang 2 kali juga dan modulasi, lalu prechorus pada lirik "yang lemah dikuatkan" dan chorus lagi diulang 3 kali lalu ending. Lihat juga MengenalMu.
gelombang lawatan menyerbu bumi